Thursday, January 24, 2013

Jenis Pewarnaan Basil Tahan Asam

Pada umunya pewarnaan sampel sputum berguna untuk mengidentifikasi kuman BTA. Kuman BTA, salah satunya Mycobacterium sp, memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tidak permeabel terhadap zat warna umum sehingga sel bakteri diwarnai dengan metode pewarnaan khusus, yang disebut pewarnaan tahan asam.

Sekali sitoplasma terwarnai, maka sel-sel organisme seperti mikobakteri menahan zat warna tersebut dengan erat artinya tidak terpucatkan sekalipun oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol (yaitu 3% HCL dalam etanol 95%). Alkohol asam ini merupakan pemucat yang sangat intensif dan jangan dikelirukan dengan alkohol-aseton yang banyak digunakan dalam prosedur pewarnaan Gram. Kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna itu dikatakan tahan asam dan tampak merah. Bakteri biasa yang dindingnya tidak bersifat terlampau lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat dengan mudah dipucatkan oleh alkohol-asam dan karenanya dikatakan tak tahan asam. Tercucinya karbol fuksin dapat diperagakan oleh terserapnya pewarna tandingan biru metilen oleh sel, sehingga bakteri tersebut tampak biru.

            Terdapat beberapa metode pewarnaan tahan asam yang tersedia dalam laboratorium klinik. Semua didasarkan pada prinsip yang sama, dengan perbedaan penting dalam rincian protokol pewarnaannya . Secara umum, semua metode memerlukan pembuatan apusan yang tipis, pengeringan di udara , dan fiksasi dengan panas. Apusan dialiri oleh zat warna primer penetrative, didekolorisasi dengan suatu reagen yang mengandung asam mineral kuat, dan diberi warna tandingan dengan zat warna kedua.

a.       Pewarnaan Tan Thiam Hok (Pewarnaan Kinyoun & Gabbet).
Pewarnaan Kinyoun & Gabbet berbeda dari Ziehl-Neelsen yaitu bahwa tidak diperlukan pemanasan terhadap warna primer (Larutan Kinyoun). Digunakan reagen fuksin-karbol yang lebih pekat sehingga zat warna dapat menembus mikroba sehingga tidak diperlukan pemanasan.
1)      Larutan Kinyoun (fuchsin basis 4g, fenol 8ml, alkohol 95% 20ml, H2O destilata (100ml) dituang pada permukaan sediaan
2)      Didiamkan selama 3 menit, kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.
3)      Selanjutnya larutan Gabbet (methylene blue 1g, H2SO4 96% 20ml, alkohol absolut 30ml, H2O destilata 50ml) dituang pada permukaan sediaan,
4)      Didiamkan 1 menit kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan, kemudian sediaan dikeringkan di udara
5)      Setelah kering, sediaan dibaca dibawah mikroskop cahaya.

b.      Pewarnaan Ziehl-Neelsen
Pewarnaan Ziehl-Neelsen  merupakan prosedur pewarnaan tahan asam yang paling tua, pewarnaan Ziehl-Neelsen mensyaratkan bahwa pewarna primer fuksin-karbol dipanasi sampai beruap selama proses pewarnaan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin pada dinding sel kuman basil tahan asam, sehingga zat warna utama fuksin-karbol dapat mewarnai dinding sel bakteri basil tahan asam. Apabila sekali diwarnai dengan fuksin-karbol, warna ini akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam – alkohol. Walaupun, ditambah  methylen blue, warna merah pada dinding sel basil tahan asam akan tetap bertahan. Penambahan methylen blue berfungsi sebagai background biru pada preparat.
1)      Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan,
2)      Kemudian difiksasi diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering.
3)      Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna  dibuang
4)      Dicuci dengan air yang mengalir perlahan.
5)      Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit
6)      Dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang.
7)       Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang
8)      Dicuci dengan air mengalir, kemudian sediaan dikeringkan di udara.
9)      Setelah kering, sediaan dibaca dibawah mikroskop cahaya

c.       Pewarnaan Fluorokrom
Pewarnaan fluorokrom memerlukan mikroskop yang dilengkapi untuk pencahayaan ultraviolet atau halogen quartz. Metode pewarnaan fluorokrom bukanlah suatu prosedur antibody fluoresen. Pewarna pimer adalah campuran zat warna auramin O dan rodamin B dalam karbol/gliserol. Zat dekolorisasi adalah asam hidroklorida/etanol yang tidak sekuat pada prosedur Ziehl-Neelsen atau Kinyoun dan zat warna tandingannya adalah larutan kalium permanganate yang menghilangkan fluoresensi latar. Keunggulan pewarnaan fluorokrom adalah sensitivitasnya yang lebih tinggi.
1)      Sediaan direndam didalam larutan Auramine (Merck)
2)      Dibiarkan selama 15 menit, kemudian dicuci dengan air bebas klorin atau H2O destilata dan dikeringkan.
3)      Sediaan direndam didalam asam alkohol, dibiarkan selama 2 menit, dicuci dengan H2O destilata dan dikeringkan.
4)      Setelah itu sediaan direndam didalam kalium permanganat 0,5%, dibiarkan selama 2 menit, dicuci dengan H2O destilata dan dikeringkan di udara
5)      Setelah kering, sediaan dibaca di bawah mikroskop UV

























Nah, itu beberapa jenis pewarnaan untuk kuman Basil Tahan Asam. Semoga bermanfaat ya, jangan lupa jika copy-paste cantumkan sumber :)
Terima kasih :))))

Daftar Pustaka :
Sacher & McPherson. 2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta : EGC

Sahabat, yang berjiwa muda, ingin menambah uang saku, coba dech klik disini atau bisa juga kunjungi blog saya yang lain http://putuayusuryaningsih.blogspot.com

 

No comments:

Post a Comment